Luwu Timur, SULSELNOW – Pengangkatan mantan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai Komisaris Independen PT Vale Indonesia Tbk menggantikan Raden Sukhyar menuai reaksi penolakan dari sejumlah tokoh masyarakat Luwu Raya.
Salah satu tokoh masyarakat Luwu Timur, Usman Sadik, menyuarakan protes keras atas keputusan ini.
Menurutnya, posisi Komisaris Independen seharusnya diisi oleh tokoh lokal yang lebih memahami kondisi dan kearifan lokal di wilayah operasi tambang PT Vale.
“Saya dalam posisi menolak. Kenapa bukan orang dari Luwu Timur atau Luwu Raya yang dijadikan Komisaris Independen Vale,” tegas Usman kepada awak media, Selasa (14/1/2025).
Usman menilai bahwa penempatan tokoh lokal di posisi strategis seperti Komisaris Independen akan membuka jalan bagi sinergi dan kolaborasi antara PT Vale dan masyarakat setempat.
“Tentu kalau yang jadi Komisaris Independen orang Lutim atau dari Luwu Raya, bisa lebih memahami kearifan lokal dan bisa lebih mudah membuka ruang komunikasi,” tambahnya.
Mantan anggota DPRD Lutim tiga periode ini juga menyayangkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang tidak memberi ruang bagi aspirasi masyarakat lokal.
“Dari dulu kita selalu berharap ada putera lokal yang masuk ke jajaran direksi atau komisaris PT Vale. Tapi tak pernah didengarkan, padahal saat ini pemegang saham mayoritas kan sudah pemerintah, bukan lagi swasta,” ujar Usman.
Sebagai bentuk protes, Usman berencana membentangkan spanduk-spanduk penolakan di berbagai daerah di Luwu Timur.
“Kami menolak keras keputusan yang tidak adil ini. Kami akan bentangkan spanduk-spanduk penolakan di daerah sana,” tegasnya.
Sebelumnya, Retno Marsudi resmi diangkat sebagai Komisaris Independen PT Vale Indonesia Tbk dalam RUPSLB yang diselenggarakan di Jakarta pada Selasa, 14 Januari 2025.
Retno menggantikan Raden Sukhyar yang diberhentikan dengan hormat, dengan masa jabatan yang berlaku efektif hingga penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada tahun 2027. (*)