Lutra, SULSELNOW.COM – Bencana banjir yang melanda sejumlah desa di empat wilayah Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara perlahan kini mendapat perhatian sejumlah pihak.
Salah satunya dari Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Srikandi Pemuda Pancasila (PP) Kota Palopo.
Melalui kegiatan bertajuk ‘Peduli Banjir Luwu Utara’, mereka turun langsung mengunjungi para warga terdampak banjir di Desa Pombakka, Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara, Jumat, 24 Mei 2024.
Ketua DPC Srikandi PP Kota Palopo Sharma Hadeyang memimpin langsung tim dengan membawa bantuan berupa bahan makanan untuk dibagikan kepada warga.
“Alhamdulillah, kami membawakan bahan makanan seperti roti, biskuit, gula pasir, kopi, teh, minyak goreng dan mie instant untuk warga terdampak. Ada juga beberapa lembar sarung,” kata Sharma kepada media ini.
Sharma mengisahkan, banjir telah merendam wilayah Desa Pombakka selama hampir dua bulan.
“Banjirnya sudah cukup lama, sudah hampir dua bulan. Rumah warga banyak yang terendam air. Kasihan sekali,” ucap Sharma.
Akibat banjir berkepanjangan, warga kesulitan keluar masuk wilayahnya untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari.
“Banjir telah melumpuhkan ekonomi masyarakat Desa Pombakka. Seluruh hasil perkebunan, persawahan, dan perikanan tidak bisa dipanen. Mereka bahkan sudah mulai kekurangan bahan makanan,” ungkapnya.
Sharma berharap kondisi di Desa Pombakka dan wilayah lain yang juga terendam banjir dapat segera pulih kembali.
“Semoga kondisi ini cepat mendapat perhatian dari pemangku kepentingan agar kehidupan masyarakat yang dulu dapat pulih kembali,” harapnya.
Dari informasi yang diperoleh, saat ini banjir di Luwu Utara menggenangi Desa Lewewe, Desa Lembang- Lembang, Desa Muktisari dan Desa Beringin Jaya di Kecamatan Baebunta Selatan.
Kemudian di Kecamatan Malangke Barat banjir merendam sebagian besar wilayah Desa Pombakka, Desa Wara dan Desa Limbong Wara.
Sementara di Kecamatan Malangke, setidaknya 7 desa ikut terdampak, yakni Desa Tolada, Desa Girikusuma, Desa Putemata, Desa Pettalandung, Desa Tingkara, Desa Malangke dan Desa Pattimang.
Tak terhitung kerugian warga akibat bencana ekologis yang kerap terjadi dan berlangsung dalam waktu lama. Sayangnya belum ada solusi kongkrit dari pemerintah dan pihak terkait. (*)