MAKASSAR – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengambil langkah inovatif dengan rencana pembangunan sekolah vokasi pertama di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Program ini bertujuan mencetak tenaga ahli yang memiliki kompetensi khusus dalam pengawasan obat dan makanan.
Langkah besar ini diungkapkan oleh Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, saat bertemu Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Fadjry Djufry, di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel pada Selasa (28/1/2025).
Salah satu agenda utama pertemuan ini adalah permohonan dukungan pemerintah provinsi, khususnya dalam penyediaan lahan.
“Pendirian sekolah vokasi ini akan menjadi tonggak penting bagi BPOM, mengingat kami belum memiliki lembaga pendidikan khusus. Sulsel kami pilih karena posisinya strategis sebagai pusat Indonesia Timur dan kedekatannya dengan Ibu Kota Nusantara (IKN),” ujar Taruna Ikrar.
Selain itu, sekolah ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas BPOM yang saat ini memiliki lebih dari 6.700 pegawai di seluruh Indonesia.
“Pegawai kami bertanggung jawab mulai dari pengawasan hingga penarikan produk bermasalah, baik untuk pasar lokal maupun ekspor-impor. Kompetensi tinggi menjadi kebutuhan mutlak untuk tugas berat ini,” tambahnya.
Menanggapi usulan tersebut, Pj Gubernur Sulsel Fadjry Djufry memberikan apresiasi dan dukungan penuh.
“Kami siap menyediakan lahan dan mendukung realisasi pembangunan sekolah ini. Apalagi, Kepala BPOM sendiri merupakan putra terbaik Sulsel, yang selalu membawa kebanggaan bagi daerah,” kata Fadjry Djufry.
Pembangunan sekolah vokasi ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat pendidikan unggul tetapi juga memperkuat peran Sulsel sebagai gerbang ekonomi dan pendidikan di kawasan Indonesia Timur. (*)