PALOPO – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Fadjry Djufry, kembali menegaskan pentingnya peran seluruh kepala daerah di Luwu Raya dalam mendukung dan menyukseskan program swasembada pangan, khususnya dalam komoditas padi dan jagung.
Mengingat Indonesia telah berkomitmen untuk menghentikan impor beras pada tahun 2025, Prof Fadjry berharap seluruh potensi pertanian di Sulawesi Selatan dapat dimaksimalkan untuk mencapai target tersebut.
“Semua program nasional membutuhkan dukungan dan kolaborasi yang kuat, termasuk dalam bidang pangan. Bapak Presiden telah menetapkan agar Indonesia dapat mewujudkan swasembada pangan di seluruh negeri, dan ini juga berlaku untuk Sulawesi Selatan,” kata Prof Fadjry dalam sambutannya pada perayaan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-79 dan Hari Jadi Luwu (HJL) ke-757, yang berlangsung di Halaman Kedatuan Luwu, Kota Palopo, Kamis (23/1/2025).
Potensi Sulsel Bisa Penuhi Kebutuhan Pangan Nasional
Dalam kesempatan tersebut, Prof Fadjry Djufry memaparkan bahwa dengan potensi besar yang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya di sektor pertanian, pihaknya optimistis bahwa provinsi ini mampu memenuhi kebutuhan pangan tidak hanya untuk daerahnya sendiri, tetapi juga untuk provinsi-provinsi lain di Indonesia.
“Sulawesi Selatan memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan hasil pertanian, terutama padi dan jagung. Saya yakin, jika kita bersatu dan bekerja sama dengan para bupati dan wali kota di Luwu Raya, kita dapat mencapainya. Dengan lahan yang tersedia dan dukungan yang tepat, target swasembada pangan pada 2025 akan tercapai dan kita tidak lagi bergantung pada impor beras,” ujar Prof Fadjry.
Pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam meningkatkan produksi pangan menjadi sorotan utama.
Prof Fadjry juga menambahkan bahwa semua pihak harus bersinergi untuk mempercepat realisasi swasembada pangan dan menjadikan Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah penyangga ketahanan pangan di Indonesia.
Hari Bersejarah untuk Luwu dan Sulawesi Selatan
Selain membahas program swasembada pangan, Prof Fadjry Djufry juga menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh rakyat Luwu atas peringatan Hari Jadi Luwu ke-757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-79.
Perayaan ini bukan hanya sekadar momen sejarah, tetapi juga merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat Luwu dan Sulawesi Selatan.
“Hari Perlawanan Rakyat Luwu dan Hari Jadi Luwu ini adalah hari yang penuh makna dan sejarah bagi kita semua. Selamat Hari Jadi Luwu ke-757 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu ke-79. Mari kita kenang perjuangan para pahlawan kita yang telah berjuang tanpa kenal lelah untuk kemerdekaan dan kesejahteraan kita,” kata Prof Fadjry dengan penuh rasa bangga.
Peringatan tersebut menjadi momentum penting bagi rakyat Luwu untuk merenung dan terus berupaya mewujudkan cita-cita luhur yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu mereka.
Menyambut Peralihan Kepemimpinan Sulsel
Di sisi lain, Prof Fadjry Djufry juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan beberapa pesan penting terkait dengan masa transisi kepemimpinan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Sejak 7 Januari 2025, Prof Fadjry bersama dengan Pj Ketua TP PKK Provinsi Sulsel, diberikan amanah untuk memimpin provinsi ini hingga periode 2025-2030.
Ia menyadari bahwa tugas ini merupakan tantangan besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan kebijakan yang bijaksana.
“Kita harus menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik dalam masa transisi ini. Tanggung jawab saya sebagai Pj Gubernur Sulsel adalah untuk memastikan kelancaran proses pemerintahan dan transisi kepemimpinan yang berjalan dengan baik. Kita akan terus mendukung dan mengawal proses transisi ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap Prof Fadjry.
Pj Gubernur juga mengingatkan bahwa pada 6 Februari mendatang, pelantikan bupati, wali kota, dan gubernur yang tidak ada sengketa akan dilakukan secara serentak di Istana Negara. Ini merupakan kali pertama dalam sejarah, pelantikan diadakan secara bersamaan di Istana Negara.
Apresiasi Kedatuan Luwu atas Kehadiran Pj Gubernur
Sementara itu, Juru Bicara Kedatuan Luwu, Muchtar Luthfi Andi Mutty, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran Pj Gubernur Sulsel dan Pj Ketua TP PKK Provinsi Sulsel dalam perayaan tersebut.
Menurutnya, kehadiran langsung dari pejabat tinggi provinsi ini menjadi bukti bahwa perayaan Hari Jadi Luwu dan HPRL ke-79 mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.
“Selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Bapak Pj Gubernur dan Ibu Ketua TP PKK Provinsi Sulsel. Kehadiran langsung dari Bapak Pj Gubernur dan seluruh pimpinan OPD Pemprov Sulsel sangat berarti bagi kami. Ini adalah bentuk perhatian dan dukungan nyata kepada rakyat Luwu,” ucap Opu LAM, sapaan karibnya.
Perayaan Hari Jadi Luwu ke-757 dan HPRL ke-79 ini bukan hanya menjadi ajang mengenang perjuangan sejarah, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan seluruh elemen masyarakat Luwu Raya dalam memperjuangkan kemajuan dan kesejahteraan daerah.
Dengan kolaborasi yang baik, Prof Fadjry yakin bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Luwu Raya, akan menjadi daerah yang semakin maju dan mandiri di masa depan. (*)