JAKARTA – Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Luwu Raya (BPP KKLR) memperingati puncak Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) pada 23 Januari 2025 dengan melaksanakan ziarah dan doa bersama di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Acara ini berlangsung Kamis pagi, mulai pukul 07.00 hingga 09.30 WIB, dan dihadiri ratusan Wija To Luwu (WTL) dari berbagai daerah di sekitar Jakarta.
Upacara penghormatan dipimpin oleh Letkol CPM (Purn.) Tabi Pasenggong selaku Ketua Panitia dan Komandan Barisan.
Ia memimpin penghormatan kepada arwah para pahlawan, yang diikuti oleh Ketua Umum BPP KKLR H. Arsyad Kasmar, SH., Sekretaris Jenderal H. Jaya Lupu, serta sejumlah tokoh penting lainnya seperti Prof. Dr. dr. Andi Arus Victor, Sp.M (K) selaku Ketua Dewan Penasehat, dan Ir. H. Buhari Kahar Muzakkar, MM. selaku Ketua Dewan Pertimbangan.
Sebagai bentuk penghormatan, peletakan karangan bunga dilakukan di tugu TMP oleh H. Arsyad Kasmar, didampingi para tokoh dan pengurus BPP KKLR lainnya.
Ziarah ini juga mencakup kunjungan ke makam pahlawan Tana Luwu seperti Letkol (Purn.) HM Yusuf Setya, Laksamana Rudolf Lasenda, dan Capt. Pilot Herman Rante.
Selain itu, mereka turut mengunjungi makam tokoh nasional asal Sulawesi Selatan seperti Prof. Dr. Ing. BJ Habibie dan Ibu Ainun Habibie.
Semangat dari Tanah Rantau
Dalam sambutannya, H. Arsyad Kasmar menekankan pentingnya mengenang perjuangan para pahlawan, meski berada jauh dari kampung halaman.
“Acara ini menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan para pahlawan kita dan mempererat silaturahmi sesama WTL di perantauan. Kami berharap WTL di tanah rantau dapat melaksanakan hal serupa untuk menghormati dan mendoakan arwah para pahlawan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang hadir dan panitia pelaksana yang telah bekerja keras menyukseskan acara ini. HPRL tahun ini mengusung tema “Bersama Lebih Kuat, Tana Luwu Hebat.”
Sebagai bagian dari peringatan, H. Arsyad Kasmar kembali mengingatkan pentingnya semangat perjuangan untuk mewujudkan cita-cita Tana Luwu menjadi provinsi baru di Sulawesi Selatan.
“Nilai-nilai perjuangan ini adalah kontribusi nyata bagi tegaknya NKRI yang kita cintai,” tambahnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh 148 peserta, termasuk rombongan Taruna Amanjaya dengan 40 anggotanya.
Selain menjadi ajang penghormatan, kegiatan ini memperkuat ikatan emosional WTL terhadap tanah kelahiran mereka, meskipun berada di perantauan. (*)