BANTAENG — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN-PK) Gelombang 67 Universitas Hasanuddin menggelar kegiatan edukatif bertajuk “Edukasi Peternak Lokal melalui Focus Group Discussion dan Aksi Ternak Sehat” di Desa Lumpangan, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Sabtu (2/8).
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 15.00 WITA ini menyasar langsung rumah-rumah peternak dalam bentuk pelayanan door to door.
Para mahasiswa memberikan layanan kesehatan hewan berupa pemberian vitamin, obat cacing, dan trypi—sebagai bentuk pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang rawan menyerang hewan ternak.
Acara diawali dengan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para peternak, tim mahasiswa KKN, serta petugas dari Pusat Kesehatan Hewan Kecamatan Pajukukang dan Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng, khususnya dari bidang peternakan.
Dalam diskusi itu, peternak mendapat edukasi terkait manajemen kesehatan ternak, teknik pencegahan PMK, hingga pentingnya sanitasi kandang dan pakan berkualitas. FGD juga menjadi ruang berbagi pengalaman antara peternak mengenai tantangan dalam memelihara ternak secara tradisional.
PMK diketahui sebagai penyakit menular yang disebabkan virus dan menyerang hewan seperti sapi, kambing, dan babi. Gejalanya antara lain demam, luka di mulut dan kuku, serta penurunan nafsu makan yang dapat berujung pada lemahnya metabolisme hewan.
Usai diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan Aksi Ternak Sehat, yakni pemberian langsung vitamin, obat cacing, dan trypi ke sejumlah kandang milik warga. Setidaknya 40 ekor ternak berhasil dilayani oleh tim dalam kegiatan ini.
“Saya memilih program ini karena melihat kurangnya akses informasi di kalangan peternak lokal. Banyak dari mereka menjalankan usaha ternak secara turun-temurun tanpa pengetahuan teknis memadai, yang berdampak pada kesehatan dan produktivitas ternak,” tutur Zhahrina Nur Aprilyani, mahasiswa Kedokteran Hewan Unhas yang juga penanggung jawab kegiatan.
Kegiatan tersebut didampingi langsung oleh Basir, S.KM., M.Sc, dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM Unhas yang menjadi supervisor lapangan.
Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya memberikan dampak langsung ke masyarakat, tetapi juga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya IKU 2 (pengalaman mahasiswa di luar kampus), IKU 3 (dosen berkegiatan di luar kampus), dan IKU 7 (kelas yang kolaboratif dan partisipatif).
Dengan adanya pendampingan berkelanjutan, kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kemandirian peternak lokal dalam menjaga kesehatan ternaknya, sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Lumpangan. (*)