Febriany Eddy

Memulai karier di sektor pertambangan pada akhir 2007, Febriany memasuki industri nikel saat harga komoditas ini tengah berada di puncaknya.

Proyek-proyek ini mencakup pembangunan fasilitas hilirisasi di tiga provinsi, yakni Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

Penghargaan bergengsi ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas kualitas laporan keberlanjutan perusahaan yang mencerminkan komitmen terhadap praktik industri yang bertanggung jawab.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) melalui tiga Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang mencakup program magang, riset, dan bantuan pendidikan bagi mahasiswa.