JENEPONTO — Mahasiswa Posko 6 Praktik Belajar Lapangan (PBL) III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) menggelar Seminar Awal di Kantor Desa Pattiro, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Selasa (24/6) lalu.
Kegiatan ini menjadi titik awal evaluasi atas intervensi kesehatan yang telah mereka laksanakan sebelumnya pada PBL II, bulan Januari 2025 lalu.
Seminar berlangsung dengan suasana hangat dan antusias, dipandu oleh pembawa acara dari tim mahasiswa. Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pattiro membuka acara dengan sambutan positif, mengapresiasi semangat dan dedikasi para mahasiswa dalam menghadirkan solusi atas berbagai persoalan kesehatan di wilayah mereka.
Dalam pemaparannya, Koordinator Posko 6 menjelaskan hasil temuan permasalahan utama sejak PBL I yang dilaksanakan pada Juli 2024.
Masalah-masalah tersebut antara lain maraknya praktik pernikahan dini, kurangnya partisipasi dalam kelas ibu hamil, serta tingginya perilaku merokok di kalangan remaja dan dewasa muda. Berdasarkan temuan tersebut, mahasiswa merancang sejumlah program intervensi, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik, pada PBL II lalu.
Adapun intervensi fisik meliputi pemasangan poster pencegahan pernikahan dini di MTSN 3 Jeneponto, pemasangan stiker bahaya merokok secara door to door, serta pelaksanaan senam ibu hamil di tingkat desa.
Sementara itu, intervensi non-fisik dilakukan melalui penyuluhan tentang pernikahan dini kepada siswa MTSN, edukasi kelas ibu hamil menggunakan video animasi, serta penyuluhan bahaya merokok dengan media edukatif berupa kartu remi.
Evaluasi terhadap program intervensi ini dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dari 25 hingga 27 Juni 2025.
Evaluasi terhadap intervensi fisik dilakukan di sejumlah titik strategis, seperti rumah Kepala Desa Pattiro dan dusun-dusun tempat pemasangan stiker, dengan tujuan mengukur efektivitas pesan-pesan visual dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.
Untuk senam ibu hamil, evaluasi dilakukan secara partisipatif di Kantor Desa Pattiro, melibatkan ibu-ibu hamil sebagai peserta langsung.
Sementara itu, evaluasi intervensi non-fisik mencakup penyuluhan ulang dan pengukuran tingkat pemahaman masyarakat.
Kegiatan ini difokuskan di Kantor Desa Pattiro dan rumah kepala desa, serta menargetkan kelompok remaja dan calon ibu agar mereka mendapatkan informasi yang akurat dan mudah dipahami.
Edukasi tentang bahaya merokok secara khusus diberikan kepada para pemuda yang menjadi sasaran utama dari kampanye perubahan perilaku.
Kehadiran peserta seminar yang terdiri atas Kepala BPD, kader Posyandu, perangkat desa, pendamping desa, serta tokoh masyarakat lainnya, menandakan dukungan kuat terhadap keberlanjutan program ini.
Salah satu peserta seminar bahkan menyampaikan harapannya agar intervensi yang telah dilaksanakan benar-benar berdampak dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran warga, khususnya terkait bahaya pernikahan dini dan kebiasaan merokok.
Dalam sambutannya, Kepala BPD Desa Pattiro, H. Kamiruddin, menegaskan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara mahasiswa dan kader kesehatan di lapangan. Ia juga mendorong agar hasil evaluasi nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan di tingkat desa dalam mendukung program-program kesehatan masyarakat.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pernikahan dini masih menjadi persoalan serius di berbagai wilayah Indonesia, karena berkontribusi pada meningkatnya risiko komplikasi kehamilan dan persalinan.
Demikian pula dengan paparan asap rokok dalam rumah tangga, yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak dan anggota keluarga lainnya.
Karena itu, evaluasi program intervensi ini menjadi sangat penting dalam memastikan bahwa pesan-pesan kesehatan yang disampaikan mampu mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat.
Kegiatan ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG nomor 3 tentang kehidupan sehat dan kesejahteraan.
Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah desa, mahasiswa Posko 6 PBL FKM Unhas berharap upaya ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa Pattiro secara berkelanjutan.













