MAKASSAR – Ketegangan di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) kian memanas. Ratusan mahasiswa berunjuk rasa di pelataran dekanat pada Jumat (28/2), menuntut kejelasan akademik dari pihak fakultas.
Namun, Dekan Fakultas Farmasi, Prof. Dr. rer. nat. Marianti A. Manggau, mengaku heran dengan aksi tersebut, sebab tuntutan mahasiswa diklaim telah diselesaikan sehari sebelum aksi berlangsung.
“Rabu saya dengar kabarnya (terkait tuntutan mahasiswa), jadi Kamis saya panggil dan beritahukan semua tuntutannya sudah selesai. Tapi tiba-tiba di hari Jumat ada aksi, makanya saya heran,” kata Marianti, Minggu (2/3).
Ia menjelaskan bahwa seminar mahasiswa sudah kembali beroperasi mulai Senin (3/3), dan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) juga telah diproses sebelum aksi unjuk rasa terjadi.
Namun, polemik di fakultas ini tidak hanya soal tuntutan mahasiswa. Beberapa dosen FF melayangkan mosi tidak percaya terhadap Marianti dan melaporkannya ke Rektor, yang kemudian dilimpahkan ke Satuan Pengawas Internal (SPI). Mosi ini berisi delapan poin yang menuntut pemeriksaan terhadap kepemimpinannya.
“Kemudian saya diperiksa dan tidak ada kesalahan saya secara substantif,” tegas Marianti.
Sementara itu, konflik internal fakultas semakin pelik setelah beberapa kepala program studi (Kaprodi) mengundurkan diri.
Menurut Marianti, pengunduran diri mereka dipicu oleh intimidasi dan perundungan yang dilakukan oleh seorang oknum dosen perempuan di FF.
“Dia laki-laki (Kaprodi yang mengundurkan diri). ‘Kalau saya dibully terus, saya nanti pukul dia. Kan dia perempuan (terduga perundung), lebih baik saya mundur, saya tenang-tenang’,” tutur Marianti menirukan pernyataan salah satu Kaprodi.
Di tengah ketegangan tersebut, Marianti mengaku diberhentikan sementara sebagai Dekan FF, namun hingga kini belum menerima surat resmi dari universitas, baik melalui akun E-Office miliknya maupun secara fisik.
Ironisnya, surat pemberhentian tersebut sudah tersebar luas di kalangan civitas academica Fakultas Farmasi.
“Saya tidak tahu kenapa surat ini bisa beredar, sementara saya sendiri belum menerima pemberitahuan resmi,” ungkapnya.
Situasi di Fakultas Farmasi Unhas masih terus berkembang, dan keputusan akhir terkait kepemimpinan Marianti sebagai dekan kini bergantung pada pihak universitas. (*)