MAKASSAR – Sosok Aliyah Mustika Ilham kembali membuktikan bahwa kedekatannya dengan masyarakat tak luntur meski kini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Makassar.
Pada Kamis (13/3/2025), ia menghadiri acara buka puasa bersama di Masjid Syura, Jalan Arif Rahman Hakim, Kecamatan Tallo, di mana kehadirannya disambut dengan antusias oleh warga setempat.
Bagi Aliyah, berinteraksi langsung dengan masyarakat bukan hal baru. Sebelum menjabat sebagai Wakil Wali Kota, ia dikenal sebagai anggota DPR RI yang aktif turun ke lapangan, khususnya saat duduk di Komisi IX yang membidangi kesehatan dan ketenagakerjaan.
“Saya sudah sering hadir di sini sejak masih di DPR RI, bertemu dan bersosialisasi langsung dengan warga. Saya merasa seperti pulang ke rumah ketika kembali ke tempat-tempat yang penuh dengan cerita kebersamaan ini,” ujar Aliyah dalam sambutannya.
Kehadirannya di Masjid Syura bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bentuk nyata komitmennya untuk terus menjaga silaturahmi dengan masyarakat.
Acara tersebut diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustaz Ahmad Aziz, dilanjutkan dengan doa bersama, buka puasa, dan salat Magrib berjamaah.
Aliyah juga memanfaatkan momen ini untuk menyerap aspirasi warga, mendengar langsung harapan serta kebutuhan mereka.
Menurutnya, komunikasi yang baik antara pemimpin dan masyarakat adalah kunci dalam menciptakan kebijakan yang tepat sasaran.
“Saya ingin memastikan bahwa program-program yang kami jalankan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Tidak hanya di bulan Ramadan, tetapi dalam keseharian,” tambahnya.
Sebagai bagian dari pemerintahan Makassar MULIA, Aliyah menegaskan bahwa dirinya tetap berpegang pada prinsip keterlibatan langsung dengan masyarakat. Ia percaya bahwa pemimpin harus hadir di tengah rakyat, bukan sekadar mengamati dari kejauhan.
Kehadirannya dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan selama Ramadan menjadi bukti bahwa posisinya sebagai Wakil Wali Kota tidak mengubah jati dirinya sebagai sosok yang peduli dan selalu berusaha dekat dengan warga.
“Bagi saya, jabatan hanyalah amanah. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa tetap hadir, mendengar, dan berbuat sesuatu untuk masyarakat,” pungkasnya.