MAKASSAR – Sebuah pencapaian luar biasa diraih oleh Prof. Dr. Hj. Syamzan Syukur, M.Ag., yang resmi menyandang gelar Guru Besar dalam bidang Historiografi Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Keberhasilan ini menjadi tonggak sejarah bagi perempuan asal Kecamatan Bajo, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, karena untuk pertama kalinya ada seorang perempuan dari daerah tersebut yang meraih jabatan akademik tertinggi.
Pengukuhan gelar ini didasarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA) tentang Penetapan Guru Besar/Profesor, yang diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Phil. Kamaruddin Amin, Ph.D., dalam acara yang berlangsung secara hybrid pada Selasa (25/3/2025).
Lahir pada 1 April 1973, Prof. Syamzan Syukur telah mengabdikan dirinya sebagai dosen di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, dengan fokus kajian pada Sejarah Peradaban Islam.
Sebagai akademisi, ia dikenal produktif dalam penelitian dan telah melahirkan berbagai karya ilmiah yang menjadi rujukan di bidang Historiografi Islam.
Selain kiprah akademiknya, Prof. Syamzan juga dikenal memiliki kepedulian besar terhadap pendidikan di daerah asalnya.
Bersama keluarga besarnya, ia turut mendirikan RA Hj. St. Masita Syukur Bajo dan TPA Hj. St. Masita Syukur Bajo, sekolah gratis yang telah berjalan selama empat tahun untuk membantu anak-anak kurang mampu mendapatkan akses pendidikan.
Di lingkungan kampus, Prof. Syamzan juga pernah menjabat sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar periode 2015-2019.
Peran kepemimpinannya semakin memperkuat komitmennya dalam membangun dunia pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas.
Kesuksesan Prof. Syamzan Syukur bukan hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga memberikan inspirasi bagi perempuan Bajo Luwu dan daerah lainnya untuk terus mengejar pendidikan setinggi mungkin.
Pencapaian ini membuktikan bahwa akademisi perempuan dari daerah juga memiliki peluang besar untuk berkontribusi dalam dunia ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Sebagai Guru Besar, Prof. Syamzan diharapkan dapat semakin aktif dalam pengembangan kajian Historiografi Islam serta berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di Indonesia.
Keberhasilannya menjadi bukti bahwa perempuan dapat menembus batasan, meraih prestasi tertinggi, dan membawa perubahan bagi generasi mendatang. (*)