MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, dan Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, menerima kunjungan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), Cristina Ariyani, di Ruang Rapat Wali Kota, Balai Kota Makassar, Selasa (18/3/2025).
Pertemuan ini membahas peluang kerja bagi pekerja migran asal Makassar serta strategi untuk memastikan proses imigrasi yang aman dan sesuai prosedur.
Hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Pembinaan Kelembagaan Vokasi Pekerja Migran Indonesia, Abri Danar Prabawa, Direktur Penempatan Pemerintah, Dra. Dyah Rejekiningrum, serta Kepala BP3MI Sulsel, Susanto Darmah Saputra, bersama jajaran OPD terkait.
Wakil Menteri KP2MI, Cristina Ariyani, menegaskan bahwa pihaknya ingin memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah guna melindungi pekerja migran sekaligus membuka akses kerja yang lebih luas bagi mereka.
“Tugas kami memastikan pekerja migran tidak dieksploitasi dan memiliki kompetensi sebelum berangkat. Ini penting agar mereka bisa bekerja dengan aman dan mendapatkan hak-haknya,” ujarnya.
Ia juga menyoroti besarnya kontribusi pekerja migran terhadap ekonomi daerah melalui remitansi. Menurutnya, dengan pelatihan dan keterampilan yang tepat, pekerja migran bisa bekerja di sektor yang lebih baik dan memperoleh penghasilan lebih layak.
“Kami telah memetakan berbagai peluang kerja di luar negeri yang bisa diakses warga Makassar. Sektor yang berpotensi besar di antaranya kesehatan, perhotelan, dan industri teknis,” ungkap Cristina.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan berbagai mitra di luar negeri serta mengunjungi beberapa institusi pendidikan di Makassar untuk menilai kesiapan tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan dukungannya terhadap upaya KP2MI dalam melindungi pekerja migran sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat.
Ia menegaskan bahwa program strategis Creative Hub akan berperan dalam membekali calon pekerja migran dengan keterampilan yang sesuai kebutuhan pasar kerja global.
“Pemkot Makassar siap mendukung dengan menyiapkan tenaga kerja berkualitas. Kami memiliki Creative Hub sebagai pusat pelatihan keterampilan bagi anak-anak muda untuk bekerja di dalam maupun luar negeri serta mendorong lahirnya usaha mandiri,” jelasnya.
Munafri juga mengungkapkan rencana kerja sama dengan sektor swasta guna meningkatkan kapasitas calon pekerja migran. Selain itu, ia berencana bertemu dengan Konsulat Jenderal Australia untuk membahas strategi peningkatan peluang kerja bagi warga Makassar di luar negeri.
“Kami juga akan memperkuat edukasi dan sosialisasi tentang migrasi aman melalui berbagai kanal informasi, termasuk media sosial dan komunitas lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, menyoroti perlunya regulasi yang lebih jelas bagi mahasiswa dan pemuda yang ingin bekerja di luar negeri.
Menurutnya, minimnya informasi mengenai prosedur yang benar sering kali membuat mereka menjadi korban birokrasi yang rumit atau bahkan praktik ilegal.
“Banyak mahasiswa ingin mencari pengalaman kerja di luar negeri, tetapi mereka masih bingung karena regulasi yang tumpang tindih. Ini sering membuat mereka menjadi korban birokrasi rumit atau bahkan praktik ilegal,” katanya.
Aliyah mengusulkan agar pemerintah pusat dan daerah memperkuat regulasi serta menyediakan pendampingan bagi calon pekerja migran sejak tahap pendaftaran hingga saat mereka bekerja di luar negeri.
“Kita harus memastikan mereka mendapat perlindungan hukum yang jelas agar tidak menjadi korban penipuan atau eksploitasi,” tegasnya.
Dengan berbagai langkah strategis yang dirancang dalam pertemuan ini, diharapkan peluang kerja bagi warga Makassar semakin terbuka lebar, sekaligus menjamin perlindungan dan kesejahteraan mereka saat bekerja di luar negeri. (*)