JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2025 dengan mengusung tema “Efisiensi dan Digitalisasi Pengawasan Obat dan Makanan dalam Mendukung Kemandirian Pangan dan Ekonomi Nasional”.
Acara yang berlangsung secara hybrid ini diadakan di Aula Gedung Bhinneka Tunggal Ika, Selasa (18/3/2025), dan dihadiri oleh pimpinan tinggi BPOM, para pakar, serta perwakilan unit pelaksana teknis (UPT) dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Kepala BPOM Taruna Ikrar menegaskan bahwa efisiensi dan digitalisasi merupakan langkah strategis yang akan menjadi fokus utama lembaga tersebut dalam lima tahun ke depan.
Menurutnya, upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mempercepat transformasi kelembagaan agar lebih efektif dan berdampak luas bagi masyarakat.
“Rakernas ini seyogyanya direncanakan akan dilaksanakan di Bandung, namun dengan semangat efisiensi dan digitalisasi, kita gelar di kantor BPOM,” ujar Taruna.
BPOM memainkan peran penting dalam memastikan keamanan obat dan makanan yang beredar di Indonesia. Untuk itu, lembaga ini terus berinovasi dalam sistem pengawasannya, termasuk dengan memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan transparansi dan efisiensi.
Dalam kesempatan ini, Taruna juga menyoroti tujuh arahan Presiden yang menjadi dasar kebijakan BPOM, salah satunya adalah mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta mempercepat persetujuan obat inovatif.
Lebih lanjut, BPOM juga menyesuaikan arah kebijakan strategisnya dengan prioritas nasional, terutama dalam bidang swasembada pangan, penciptaan lapangan kerja, pembangunan sumber daya manusia, serta hilirisasi industri.
Hal ini diimplementasikan melalui peningkatan pengawasan terhadap produk farmasi dan pangan olahan, baik dalam skala industri besar maupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kepala BPOM menekankan bahwa kebijakan ini harus diterjemahkan menjadi program konkret yang dapat meningkatkan efektivitas pengawasan, mempercepat pelayanan publik, serta memperkuat sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Saya berpesan agar penyusunan program dan kegiatan 2026 perlu menekankan kepada efisiensi sumber daya serta peningkatan digitalisasi dan inovasi. Ini diperlukan untuk penyempurnaan bisnis proses serta percepatan pelaksanaan kinerja BPOM agar berdampak nyata seluas-luasnya bagi masyarakat,” ujar Taruna.
Pada hari kedua Rakernas, BPOM juga memberikan penghargaan kepada dua laboratorium eksternal, yakni PT Saraswanti Indo Genetech (PT SIG) dan PT Clinisindo Laboratories, yang telah berhasil memperoleh predikat baik dalam Pilot Project Rekognisi Laboratorium Eksternal.
“Selamat kepada PT SIG dan PT Clinisindo Laboratories yang telah memperoleh predikat baik dalam program ini. Reputasi ini harus dijaga dengan baik karena rekognisi tentunya berdampak positif bagi citra laboratorium,” kata Taruna.
Sebagai bagian dari strategi BPOM ke depan, keberadaan laboratorium eksternal diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan mutu pengawasan obat dan makanan.
Bahkan, BPOM berencana menjadikan program rekognisi laboratorium eksternal sebagai salah satu sumber pemasukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Dengan berakhirnya Rakernas BPOM 2025, diharapkan berbagai kebijakan yang telah dirumuskan dapat segera diimplementasikan secara efektif demi menjamin keamanan dan kualitas produk obat dan makanan di Indonesia. (*)