JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, memberikan ceramah bertajuk “Keajaiban Sujud dalam Shalat terhadap Kesehatan Otak” dalam acara siraman rohani menjelang salat tarawih di Masjid Istiqlal, Sabtu (8/3/2025).
Dalam ceramahnya, ia memaparkan bagaimana gerakan sujud dalam salat memiliki dampak positif bagi kesehatan otak berdasarkan temuan medis terkini.
Acara diawali dengan pembacaan Al-Qur’an oleh Qori Tarawih malam ke-9 Ramadan, Qadarasmadi Rasyid, yang melantunkan QS. Al-Insan ayat 23–31.
Ceramah Taruna Ikrar kemudian membahas kaitan antara sujud dengan ayat ke-26, yang berisi anjuran untuk sujud dan bertasbih kepada Allah pada sebagian malam, serta ayat ke-28 yang menyinggung bagaimana Allah menciptakan dan menguatkan persendian manusia.
Dalam paparannya, Taruna Ikrar menjelaskan bahwa sujud bukan hanya sekadar gerakan ibadah, tetapi juga memberikan manfaat fisiologis yang signifikan.
Menurutnya, posisi tubuh saat sujud, dengan kepala lebih rendah dari jantung, memungkinkan aliran darah yang kaya oksigen mengalir lebih optimal ke otak.
“Secara medis, sujud memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan otak. Saat kepala menyentuh lantai, darah yang mengandung oksigen lebih banyak akan dialirkan ke otak secara maksimal. Hal ini mendukung fungsi otak yang lebih baik dan dapat meningkatkan konektivitas antar-neuron,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa efek gravitasi saat sujud juga membantu sirkulasi getah bening di leher dan ketiak, yang berkontribusi terhadap detoksifikasi tubuh. Selain itu, posisi ini diyakini dapat memperlancar sistem saraf dan meningkatkan kinerja kognitif.
Selain manfaat fisiologis, Taruna Ikrar juga menekankan bahwa sujud memiliki dimensi spiritual yang sangat dalam.
Mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, ia menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, yang jika baik, maka baik pula seluruh tubuhnya.
“Segumpal daging itu adalah qalbu atau hati. Ketika hati sehat, maka tubuh dan pikiran pun akan ikut sehat. Salat, terutama sujud, adalah salah satu cara untuk menjaga keseimbangan ini,” katanya.
Ia menambahkan bahwa momen sujud adalah saat di mana seorang hamba berada dalam posisi paling rendah secara fisik, namun justru saat itulah ia paling dekat dengan Allah SWT.
“Sujud bukan hanya gerakan fisik, tetapi juga bentuk penghambaan yang membawa ketenangan jiwa. Dalam kondisi berserah diri, Allah SWT justru meninggikan derajat hamba-Nya,” ungkapnya.
Selama 27 menit, para jemaah menyimak dengan khidmat ceramah yang menggabungkan pendekatan ilmiah dan religius tersebut.
Taruna Ikrar berharap melalui pemahaman ini, umat Islam semakin menyadari bahwa setiap ibadah yang diperintahkan dalam Islam memiliki manfaat besar bagi kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat.
Setelah menyampaikan ceramahnya, ia kemudian melaksanakan salat tarawih berjamaah bersama jemaah Masjid Istiqlal. (*)