Makassar

Tinjau Proyek RISE, Wali Kota Makassar Dorong Penguatan Infrastruktur Hijau di Permukiman Informal

Tim Redaksi
20
×

Tinjau Proyek RISE, Wali Kota Makassar Dorong Penguatan Infrastruktur Hijau di Permukiman Informal

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin untuk pertama kalinya mengunjungi situs proyek Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE) di Kecamatan Biringkanaya, tepatnya di Kampung Bonelengga, Kelurahan Bulurokeng, dan di Kelurahan Untia, pada Minggu (23/3/2025).
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin untuk pertama kalinya mengunjungi situs proyek Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE) di Kecamatan Biringkanaya, tepatnya di Kampung Bonelengga, Kelurahan Bulurokeng, dan di Kelurahan Untia, pada Minggu (23/3/2025).

MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, untuk pertama kalinya meninjau langsung proyek Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE) yang telah diterapkan di Kecamatan Biringkanaya.

Dalam kunjungan yang berlangsung pada Minggu (23/3/2025) ini, Munafri mengunjungi dua lokasi utama, yaitu Kampung Bonelengga di Kelurahan Bulurokeng dan Kelurahan Untia.

Kunjungan ini menjadi momentum bagi Munafri untuk melihat secara langsung dampak proyek berbasis infrastruktur hijau yang bertujuan meningkatkan kualitas sanitasi dan lingkungan di kawasan permukiman informal.

Didampingi Chief Investigator RISE, Ihsan Latief, ia meninjau berbagai fasilitas yang telah dibangun, mulai dari sistem pengolahan limbah berbasis lahan basah alami, perbaikan drainase, pembuatan jalur limpasan air untuk mengurangi risiko banjir, hingga sistem saluran pembuangan bertekanan yang dirancang untuk mengalirkan limbah dari dataran rendah.

Dalam kesempatan tersebut, Munafri menyampaikan apresiasinya terhadap proyek yang tidak hanya menghadirkan solusi infrastruktur, tetapi juga mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Ia menilai bahwa pendekatan yang digunakan dalam program ini mampu memberikan perubahan nyata di tengah masyarakat.

Baca:  GPDI Bethesda Diresmikan, Danny Pomanto Tegaskan Komitmen Perkuatan Keimanan Umat

“Terus terang saya amazed lihat ini. Proyek yang dilakukan ini benar-benar memberikan edukasi yang sangat baik tentang lingkungan kepada masyarakat,” ujar Munafri.

Ia menambahkan bahwa Makassar patut bersyukur menjadi salah satu kota yang terpilih sebagai lokasi percontohan proyek RISE.

Program ini, yang hanya diterapkan di dua negara, yakni Indonesia dan Fiji, mengajarkan bagaimana sanitasi masyarakat harus terintegrasi dengan sistem infrastruktur yang lebih luas, bukan sekadar pembangunan septic tank atau pressure tank secara terpisah.

“Sangat beruntung Kota Makassar bisa menjadi salah satu project percontohan, satu di Suva-Fiji, dan satu di Makassar-Indonesia,” katanya.

Selain fokus pada sanitasi dan pengelolaan lingkungan, Munafri juga melihat potensi pemberdayaan ekonomi yang dapat dikembangkan melalui proyek ini.

Ia menyoroti peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan program ini dengan mengembangkan konsep urban farming serta pemanfaatan lahan sempit sebagai sumber pendapatan tambahan.

“Jadi mungkin pembangunan seperti urban farming, pemanfaatan lahan sempit, ini akan kita support. Sehingga selain mereka punya sistem sanitasi yang baik, mereka juga bisa menambah income,” ucapnya.

Baca:  Memanas! Ternyata Ini Alasan Pemprov Sulsel Tolak Usulan Pj Sekda dari Wali Kota Makassar

Namun, Munafri menilai bahwa untuk memastikan proyek ini berjalan optimal, perlu ada dukungan tambahan dari pemerintah. Ia menyebut bahwa infrastruktur pendukung seperti lampu jalan dan CCTV masih perlu disediakan agar lingkungan yang telah ditata menjadi lebih aman dan nyaman bagi masyarakat.

“Pemerintah harus memberikan support, memberikan infrastruktur tambahan yang tidak tercover. Contoh, lampu jalannya, CCTV-nya,” tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengapresiasi kesadaran masyarakat yang semakin meningkat dalam menjaga kebersihan lingkungan setelah proyek ini dijalankan.

Menurutnya, keberhasilan program ini bukan hanya terletak pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada perubahan pola pikir masyarakat dalam merawat lingkungan mereka sendiri.

“Kalau dilihat sudah bersih, enggan kita kasih kotor-kotor. Ini yang harus kita coba supaya masyarakat bisa tahu bahwa ada sistem yang seperti ini,” katanya.

Ia pun menegaskan bahwa Pemerintah Kota Makassar siap merespons dan mendukung pengembangan lebih lanjut dari proyek RISE agar lebih banyak wilayah di kota ini bisa merasakan manfaat yang sama.

Baca:  Pasca Kebakaran, Pemkot Makassar Siapkan Relokasi Sementara Kantor Dinas Pendidikan

“Saya sih kalau bisa diberikan untuk seluruh kelurahan, wah, silakan, itu lebih baik lagi. Pokoknya kalau ini masuk di Makassar, Pemerintah Kota wajib untuk merespons ini,” pungkasnya.

Sejak dimulai pada 2018, proyek RISE telah diterapkan di lima titik di Kota Makassar, yakni di Untia, Alla-Alla, Bonelengga, Barombong, dan Tallo.

Selain itu, program ini juga telah memfasilitasi pembentukan Kelompok Pengelola Lingkungan (KePoLink) di 12 lokasi, serta melibatkan Organisasi Penyandang Disabilitas (PERDIK) dalam upaya memastikan desain infrastruktur lebih inklusif.

Di samping itu, proyek ini juga memberikan perhatian pada kesetaraan gender dalam ketenagakerjaan. Kontraktor yang terlibat dalam proyek RISE telah mempekerjakan 15 perempuan, atau sekitar 28 persen dari total tenaga kerja, untuk berbagai bidang seperti penyusunan proyek, pekerjaan logistik, dan administrasi.

Dengan dampak positif yang telah dirasakan lebih dari 1.400 penduduk di 325 rumah tangga di kawasan permukiman informal Makassar, proyek ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi model bagi kota-kota lain dalam mengembangkan infrastruktur hijau yang berkelanjutan. (*)