Ensiklopedia

10 Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Ramadan dan Penjelasan Lengkapnya

Tim Redaksi
100
×

10 Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Ramadan dan Penjelasan Lengkapnya

Sebarkan artikel ini
Ramadan

RAMADAN adalah bulan suci yang sangat istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini penuh dengan berkah, ampunan, dan peluang untuk meningkatkan ibadah.

Selama Ramadan, umat Islam berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Namun, masih banyak pertanyaan yang sering diajukan tentang Ramadan, baik dari segi hukum, pelaksanaan, hingga keutamaannya.

Artikel ini akan membahas secara lengkap 10 pertanyaan yang paling sering diajukan tentang Ramadan.


1. Apa Itu Ramadan dan Mengapa Umat Islam Berpuasa?

Ramadan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah yang dianggap sebagai bulan penuh keberkahan. Pada bulan ini, umat Islam di seluruh dunia berpuasa selama 29 atau 30 hari, tergantung pada penentuan hilal.

Puasa Ramadan diwajibkan bagi umat Islam sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan dalam rangka memperingati turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca:  Mengapa Harga Beras Naik?

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan ketakwaan, serta menumbuhkan rasa empati kepada mereka yang kurang beruntung.

Selama Ramadan, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur’an, shalat malam, dan bersedekah.


2. Siapa yang Wajib Berpuasa?

Puasa Ramadan diwajibkan bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat berikut:

  • Baligh (sudah mencapai usia dewasa menurut Islam)
  • Berakal (tidak mengalami gangguan mental)
  • Sehat secara fisik (tidak sedang sakit yang menghalangi puasa)
  • Bukan musafir (tidak sedang dalam perjalanan jauh yang membolehkan berbuka)
  • Tidak sedang dalam keadaan haid atau nifas (bagi perempuan)

Mereka yang tidak bisa berpuasa karena alasan tertentu (misalnya sakit, hamil, menyusui, atau bepergian) diperbolehkan untuk tidak berpuasa, tetapi harus menggantinya di lain waktu atau membayar fidyah.


3. Apa Saja yang Membatalkan Puasa?

Puasa seseorang dianggap batal jika melakukan hal-hal berikut secara sengaja:

  • Makan dan minum
  • Berhubungan suami istri di siang hari
  • Muntah dengan sengaja
  • Haid atau nifas (khusus bagi perempuan)
  • Keluar mani dengan sengaja
  • Murtad atau keluar dari Islam

Jika seseorang tidak sengaja makan atau minum (misalnya lupa), puasanya tetap sah dan bisa dilanjutkan. Namun, jika pembatalan dilakukan dengan sengaja, maka ia harus mengganti puasanya (qadha) setelah Ramadan.


4. Bagaimana Cara Mengqadha Puasa yang Terlewat?

Bagi yang tidak dapat menjalankan puasa karena sakit atau alasan lain yang dibenarkan syariat, mereka diwajibkan mengganti puasa tersebut setelah Ramadan.

Baca:  Bank Mandiri Siapkan Rp31,6 Triliun untuk Kebutuhan Uang Tunai Jelang Idul Fitri 2025

Cara mengganti puasa adalah dengan berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan sebelum datangnya Ramadan berikutnya.

Jika seseorang tidak dapat mengqadha karena kondisi yang terus-menerus (misalnya sakit kronis), maka ia harus membayar fidyah.


5. Apa Itu Fidyah dan Bagaimana Cara Membayarnya?

Fidyah adalah tebusan bagi orang yang tidak mampu menjalankan puasa dan tidak bisa menggantinya. Pembayaran fidyah dilakukan dengan cara memberi makan fakir miskin sejumlah hari puasa yang ditinggalkan.

Ukuran fidyah umumnya berupa satu mud (sekitar 750 gram makanan pokok seperti beras) per hari puasa yang tidak dijalankan.

Misalnya, jika seseorang tidak berpuasa selama 10 hari, maka ia harus memberikan makanan pokok kepada 10 orang fakir miskin atau membayar sejumlah uang yang setara dengan makanan tersebut.


6. Bolehkah Minum Obat atau Suntik Saat Puasa?

  • Minum obat dalam bentuk pil atau sirup akan membatalkan puasa karena dianggap masuk ke dalam tubuh melalui mulut.
  • Suntikan yang bukan nutrisi, seperti vaksin atau obat pereda nyeri, diperbolehkan karena tidak memberikan asupan energi atau menggantikan makanan dan minuman.
  • Suntikan yang mengandung nutrisi atau infus yang berfungsi sebagai pengganti makanan dapat membatalkan puasa.

Jika seseorang harus mengonsumsi obat secara teratur, ia bisa berbuka dan mengganti puasanya di lain waktu atau membayar fidyah sesuai ketentuan syariat.


7. Bagaimana Hukum Berkumur dan Menyikat Gigi Saat Puasa?

Berkumur dan menyikat gigi saat puasa diperbolehkan selama tidak ada air atau pasta gigi yang tertelan.

Baca:  Mengapa Pemanasan Global Dapat Menyebabkan Kepunahan Spesies

Namun, untuk menghindari risiko batalnya puasa, lebih baik menyikat gigi sebelum waktu subuh atau setelah berbuka.


8. Apa Hukum Tidur Sepanjang Hari Saat Puasa?

Tidur sepanjang hari tidak membatalkan puasa, tetapi jika dilakukan secara berlebihan hingga melalaikan ibadah, maka hal tersebut tidak dianjurkan.

Ramadan adalah bulan ibadah, sehingga sebaiknya diisi dengan kegiatan produktif seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, dan membantu sesama.


9. Apa Saja Sunnah yang Dianjurkan Saat Puasa?

Beberapa amalan sunnah saat puasa antara lain:

  • Sahur sebelum fajar, meskipun hanya dengan seteguk air.
  • Menyegerakan berbuka puasa saat matahari terbenam.
  • Berbuka dengan kurma atau air sesuai sunnah Nabi.
  • Memperbanyak doa, terutama saat berbuka.
  • Meningkatkan ibadah, seperti shalat malam (Tarawih) dan membaca Al-Qur’an.
  • Bersedekah kepada fakir miskin.

10. Apa Keutamaan Ramadan dan Puasa?

Ramadan memiliki banyak keutamaan, antara lain:

  • Pahala puasa dilipatgandakan oleh Allah.
  • Dosa-dosa diampuni bagi yang menjalankan puasa dengan iman dan ikhlas.
  • Adanya malam Lailatul Qadar, yang lebih baik dari seribu bulan.
  • Kesempatan untuk meningkatkan kualitas spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah.

Bulan Ramadan adalah waktu yang sangat berharga untuk memperbanyak ibadah, meningkatkan ketakwaan, dan membentuk kebiasaan baik yang bisa dilanjutkan setelah Ramadan berakhir.


Demikianlah 10 pertanyaan yang sering diajukan tentang Ramadan beserta jawabannya.

Semoga artikel ini bisa memberikan pemahaman yang lebih baik dan membantu umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran.

Ramadan bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan hubungan dengan Allah serta sesama manusia. (*)