Internasional

Mengenal Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York City

Tim Redaksi
×

Mengenal Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York City

Sebarkan artikel ini
Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York City
Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York City (Foto: IST)

NEW YORK — Kota New York mencatat sejarah baru dalam perjalanan politiknya. Politisi Partai Demokrat berdarah Uganda–Asia Selatan, Zohran Kwame Mamdani, resmi terpilih sebagai Wali Kota New York ke-111 dalam pemilihan umum yang digelar Selasa, 4 November 2025.

Pria berusia 34 tahun itu menorehkan kemenangan bersejarah setelah meraih lebih dari 50 persen suara, mengalahkan dua rivalnya, yakni mantan Gubernur New York Andrew Cuomo yang meraih sekitar 40 persen, serta kandidat Partai Republik Curtis Sliwa yang hanya memperoleh 7 persen suara.

Dengan kemenangan ini, Mamdani tidak hanya menjadi Wali Kota Muslim pertama di New York City, tetapi juga Wali Kota pertama keturunan Asia Selatan serta salah satu yang termuda dalam lebih dari satu abad.

Latar Belakang

Zohran Kwame Mamdani lahir di Kampala, Uganda, pada 18 Oktober 1991. Ia merupakan putra dari akademisi terkemuka Mahmood Mamdani, seorang ilmuwan politik asal Uganda, dan Mira Nair, sutradara film kenamaan India.

Sejak kecil, Mamdani tumbuh dalam lingkungan multikultural. Keluarganya sempat menetap di Cape Town, Afrika Selatan, sebelum akhirnya pindah ke New York City, tempat ia menempuh pendidikan di Bronx High School of Science.

Ia kemudian melanjutkan studi ke Bowdoin College di Maine dan meraih gelar sarjana dalam Africana Studies.

Sebelum terjun ke dunia politik, Mamdani bekerja sebagai konselor perumahan (housing counselor) di Queens, membantu keluarga berpenghasilan rendah menghadapi masalah penyitaan rumah (foreclosure).

Ia juga dikenal memiliki sisi kreatif sebagai rapper dengan nama panggung Young Cardamom atau Mr. Cardamom.

Awal Karier Politik

Mamdani mulai aktif di dunia politik setelah bergabung dengan Democratic Socialists of America (DSA) pada 2017.

Ia terlibat dalam berbagai kampanye politik lokal di kawasan Queens dan dikenal sebagai sosok yang vokal memperjuangkan keadilan sosial, hak penyewa, dan layanan publik yang setara.

Pada tahun 2020, Mamdani mencatat pencapaian penting dengan mengalahkan petahana untuk merebut kursi Anggota Majelis Negara Bagian New York mewakili Distrik ke-36, yang meliputi Astoria, Long Island City, dan Ditmars-Steinway.

Ia mulai menjabat sejak 1 Januari 2021, dengan fokus pada isu perumahan terjangkau, reformasi kepolisian, dan transportasi umum.

Kampanye Progresif dan Kemenangan Bersejarah

Pada 23 Oktober 2024, Mamdani mengumumkan pencalonannya sebagai Wali Kota New York City.

Kampanyenya berlandaskan visi “New York untuk Semua,” dengan agenda yang menonjolkan kebijakan progresif dan egaliter, antara lain:

  • Transportasi bus gratis di seluruh kota.
  • Pembekuan sewa untuk unit perumahan yang distabilkan (rent-stabilized).
  • Pendirian toko grosir milik kota di setiap borough untuk menyediakan bahan makanan terjangkau.
  • Kenaikan upah minimum dan perlindungan pekerja.
  • Ekspansi layanan sosial untuk keluarga berpenghasilan rendah.

Pendekatan ini menarik dukungan kuat dari generasi muda, komunitas imigran, dan sayap progresif Partai Demokrat, menjadikannya simbol perubahan arah politik di kota metropolitan terbesar Amerika Serikat tersebut.

Pandangan Politik

Mamdani menggambarkan dirinya sebagai “democratic socialist”, yaitu sosial demokrat dengan orientasi kebijakan publik yang progresif.

Ia menekankan pentingnya akses yang adil terhadap perumahan, transportasi, dan kebutuhan dasar, serta mendukung pajak progresif untuk membiayai program sosial.

Meski demikian, sejumlah pandangan Mamdani juga menimbulkan perdebatan publik, khususnya dalam isu kebijakan luar negeri dan posisinya terhadap konflik Palestina–Israel, yang kerap menjadi isu sensitif di politik Amerika.

Tantangan besar menantinya ketika mulai menjabat pada 1 Januari 2026 — dari menyeimbangkan janji-janji kampanye yang ambisius dengan realitas fiskal kota, hingga membangun hubungan kerja yang efektif dengan pemerintah negara bagian yang lebih moderat.

Kehidupan Pribadi

Mamdani menikah dengan Rama Duawaji, seorang seniman, dan tinggal di kawasan Astoria, Queens — wilayah yang telah lama ia wakili dan perjuangkan.

Kemenangannya bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan penanda transformasi politik generasi baru di Amerika Serikat.

Ia menjadi cerminan dari bangkitnya suara komunitas imigran, Muslim, dan generasi milenial dalam kepemimpinan kota global yang majemuk.

“Kemenangan ini adalah kemenangan bagi mereka yang percaya bahwa kota ini bisa menjadi rumah bagi semua, bukan hanya bagi mereka yang mampu membayar mahal untuk tinggal di sini,” ujar Mamdani dalam pidato kemenangannya di Queens.

Dengan sosok muda, berakar multikultural, dan visi yang berani, Zohran Mamdani kini menandai babak baru dalam sejarah politik New York City — sebuah kota yang sekali lagi membuktikan diri sebagai simbol keberagaman, keterbukaan, dan perubahan. (*)