Berita

Mahasiswa FKM Unhas Edukasi Siswa SD di Takalar Ubah Sampah Jadi Ecobrick Bernilai Guna

Tim Redaksi
×

Mahasiswa FKM Unhas Edukasi Siswa SD di Takalar Ubah Sampah Jadi Ecobrick Bernilai Guna

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Kesehatan lingkungan FKM UNHAS Edukasi Siswa SDN 61 Puntondo tentang Pengolahan Sampah dengan Metode Ecobrick
Mahasiswa Kesehatan lingkungan FKM UNHAS Edukasi Siswa SDN 61 Puntondo tentang Pengolahan Sampah dengan Metode Ecobrick

TAKALAR — Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-43 Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin, mahasiswa Program Studi Kesehatan Lingkungan melaksanakan kegiatan edukasi masyarakat bertajuk “Dari Sampah Jadi Manfaat: Edukasi Pengolahan Sampah Domestik Melalui Metode Ecobrick.”

Kegiatan berlangsung pada Sabtu (1/11) di UPT SDN 61 Puntondo, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dan diikuti antusias oleh 30 siswa kelas 5–6 SD.

Mahasiswa memberikan penyuluhan seputar pengelolaan sampah rumah tangga, disertai pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa.

Acara kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung membuat ecobrick, yakni botol plastik yang diisi padat dengan sampah nonorganik agar dapat digunakan sebagai bahan konstruksi ramah lingkungan.

Salah satu siswa peserta, Mifta, mengaku senang bisa belajar dengan cara yang menyenangkan.

“Seru kegiatannya, Kak! Yang tadinya saya tidak tahu tentang ecobrick, jadi paham karena bisa praktik langsung,” ujarnya.

Peserta lainnya, Laijya, berharap kegiatan seperti ini kembali digelar di sekolahnya.

“Lain kali datangki lagi, Kak. Kami suka kegiatan seperti ini,” tuturnya dengan semangat.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di bawah arahan Prof. Dr. Anwar Daud, SKM., M.Kes, Kepala Program Studi S2 Kesehatan Lingkungan FKM Unhas.

Tim dosen yang terlibat antara lain Prof. Anwar Mallongi, SKM., M.Sc., PhD; Dr. Agus Bintara Birawida, S.KL., M.Kes; Basir, SKM., M.Sc; Dr. Owildan Wisudawan B., S.KM., M.Kes; Herlina Pratiwi, S.KM., M.Kes; serta sejumlah mahasiswa penyuluh seperti Nur Rachmi, Aulia Nur Insani, Nur Hidayah, Kuzaimah Nur Jatsmah, Ummul Nur Hidayanti, dan Ahmad Sofian Anugerah Safaat.

Mereka berkolaborasi memberikan edukasi berbasis aksi agar siswa dapat memahami bahwa sampah, terutama plastik, masih bisa diolah menjadi sesuatu yang berguna.

Dukung SDGs dan Gerakan Sekolah Hijau

Kegiatan ini tak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga menanamkan nilai keberlanjutan dan kepedulian lingkungan sejak dini.

Menurut penyelenggara, edukasi semacam ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab serta poin 13 tentang aksi terhadap perubahan iklim.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa Kesehatan Lingkungan FKM Unhas ingin menunjukkan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menginspirasi generasi muda menjaga kebersihan lingkungan melalui tindakan sederhana namun bermakna.

“Kami ingin anak-anak belajar bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal kecil. Dari sampah, bisa lahir manfaat jika kita tahu cara mengelolanya,” ungkap salah satu anggota tim penyuluh.

Melalui kegiatan di SDN 61 Puntondo ini, mahasiswa berharap semangat ramah lingkungan dapat tumbuh di kalangan pelajar sejak dini.

Selain memperkenalkan konsep ecobrick, mereka juga mendorong siswa untuk membawa pesan perubahan ke rumah dan lingkungan sekitarnya — bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar kewajiban, melainkan gaya hidup baru untuk bumi yang lebih bersih dan sehat. (*)