Luwu Utara

Masyarakat Mappadeceng Audiensi dengan BBWS Pompengan Je’neberang Terkait Penutupan Bendungan Baliase

Tim Redaksi
39
×

Masyarakat Mappadeceng Audiensi dengan BBWS Pompengan Je’neberang Terkait Penutupan Bendungan Baliase

Sebarkan artikel ini
Aliansi masyarakat Kecamatan Mappadeceng, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), menggelar audiensi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Je'neberang di Kota Makassar, Kamis (6/3/2025).
Aliansi masyarakat Kecamatan Mappadeceng, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), menggelar audiensi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Je'neberang di Kota Makassar, Kamis (6/3/2025).

MAKASSAR – Aliansi masyarakat Kecamatan Mappadeceng, Kabupaten Luwu Utara (Lutra), menggelar audiensi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Je’neberang di Kota Makassar, Kamis (6/3/2025).

Audiensi ini membahas dampak penutupan Bendungan Baliase yang dinilai mengancam keberlanjutan irigasi pertanian di empat desa, yakni Kapidi, Cendana Putih, Mekar Jaya, dan Hasanah.

Perwakilan masyarakat Mappadeceng, Aceng Kurniawan, menegaskan bahwa kebijakan penutupan bendungan berpotensi menyebabkan lahan pertanian kekeringan, yang dapat berujung pada gagal panen dan menurunnya produktivitas pertanian.

“Penutupan bendungan ini berdampak langsung pada sawah-sawah kami yang bergantung pada irigasi bendungan. Jika dibiarkan, potensi kekeringan dapat mengancam ketahanan pangan masyarakat,” ujar Aceng.

Baca:  Bupati Luwu Utara Luncurkan Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Malimbu

Ia juga menyampaikan bahwa akibat kondisi ini, petani terpaksa mengeluarkan biaya tambahan hingga Rp 150.000 per hari untuk memenuhi kebutuhan air bagi sawah mereka.

Pada audiensi tersebut, masyarakat Mappadeceng meminta kejelasan dari pihak BBWS serta mendesak agar akses irigasi segera dibuka kembali agar aliran air dari Bendungan Baliase dapat kembali dimanfaatkan oleh petani.

Audiensi ini mencerminkan komitmen masyarakat Mappadeceng dalam memperjuangkan keberlanjutan sektor pertanian, yang menjadi sumber utama mata pencaharian mereka. (*)