JAKARTA – Anggota Komisi II DPR RI, Taufan Pawe, menyebut rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menjadi beban bagi negara.
Pernyataan ini disampaikannya dalam rapat dengar pendapat Komisi II DPR RI dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) di Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2025).
“Penerimaan PPPK ini betul-betul menjadi beban bagi negara kita. Kita tidak bisa pungkiri, dan ini juga berpengaruh langsung ke daerah,” ujar Taufan Pawe dalam siaran langsung Parlemen TV.
Selain itu, Taufan juga menyoroti sejumlah persoalan dalam proses penerimaan PPPK, seperti dugaan rekayasa data pelamar dan permasalahan dalam tahap seleksi.
“Banyak persoalan dalam seleksi tahap kedua, juga dalam sistem perekrutan. Negara harus hadir dalam hal ini, tapi kita juga harus akui bahwa ada keterbatasan kemampuan,” tambahnya.
Meski demikian, Taufan mengakui bahwa tidak semua daerah kesulitan dalam merealisasikan kebijakan PPPK.
“Ada beberapa daerah yang memiliki kemampuan fiskal yang cukup baik,” lanjut legislator Fraksi Golkar ini.
Kritik Keras dan Protes dari AP3KI
Pernyataan Taufan Pawe mendapat reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Ketua Umum Asosiasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Indonesia (AP3KI), Nur Baitih.
Ia mengecam pernyataan Taufan yang dianggap menyakiti hati para honorer yang tengah berjuang mendapatkan status Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Keterlaluan sekali dan jahat banget orang seperti ini,” ujar Nur Baitih, Jumat (14/2/2025).
Nur menegaskan bahwa para honorer telah bekerja keras bahkan melebihi tugas ASN, sehingga seharusnya mendapatkan dukungan dari para wakil rakyat, bukan justru dianggap sebagai beban negara.
Permintaan Maaf Taufan Pawe
Akibat kontroversi yang berkembang luas, Taufan Pawe akhirnya meminta maaf melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @taufanpawe.
Ia mengakui keliru menggunakan frasa “beban negara” dalam pernyataannya.
“Saya meminta maaf sedalam-dalamnya kepada masyarakat, khususnya honorer dan PPPK, atas pernyataan saya pada RDP Rabu kemarin, khususnya frasa ‘BEBAN NEGARA’ yang saya anggap keliru,” tulisnya.
Taufan mengungkapkan bahwa dirinya menerima banyak kritik dan pesan dari masyarakat di media sosial.
Ia juga menegaskan bahwa kritik tersebut menjadi pembelajaran berharga bagi dirinya sebagai anggota DPR.
“Izinkan saya melalui postingan ini menyampaikan poin-poin bahan rapat yang saya susun dari berbagai aspirasi masyarakat di berbagai daerah. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi saya pribadi,” tutupnya. (*)