MAKASSAR – Meskipun pengamatan hilal di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terkendala cuaca mendung, teknologi canggih milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa hilal 1 Ramadan 1446 H telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Pengamatan dilakukan di area parkir Apartemen Center Point of Indonesia (CPI), Jumat, 28 Februari 2025.
Berdasarkan data BMKG Wilayah IV Makassar, matahari terbenam pada pukul 18.21 WITA, sementara bulan terbenam pada pukul 18.37 WITA. Hilal berada pada posisi 1°33′ di sebelah utara matahari dengan durasi visibilitas hanya 16 menit di atas ufuk.
Meski hilal tidak tampak secara kasat mata akibat awan tebal, BMKG menggunakan teleskop terkomputerisasi yang dikombinasikan dengan teknologi informasi canggih.
Alat ini memungkinkan pengamatan hilal dilakukan secara otomatis dengan mendeteksi kecerlangan cahaya bulan yang sangat tipis di ufuk barat.
Ketua Kelompok Kerja Geofisika BMKG Wilayah IV Makassar, Jamroni, menjelaskan bahwa sistem ini bekerja dengan merekam posisi hilal secara real-time, kemudian mengirim data langsung ke server BMKG pusat untuk dianalisis.
“Hilal memang tidak terlihat secara langsung di Makassar, namun secara hisab dan teknologi deteksi optik, posisi bulan sudah memenuhi syarat untuk penetapan 1 Ramadan 1446 H,” ujarnya.
Ketua Badan Hisab Provinsi Sulsel, Abbas Padil, menambahkan bahwa meskipun rukyat hilal tidak bisa dilakukan secara visual, metode hisab yang digunakan BMKG tetap memberikan kepastian ilmiah.
“Sudah memenuhi syarat walau hilal cukup sulit terlihat karena kondisi awan di wilayah Makassar yang sangat tebal di sore hari,” katanya.
Dengan adanya teknologi pemantauan hilal yang semakin canggih, BMKG dapat memastikan penetapan awal Ramadan secara lebih akurat meskipun pengamatan langsung terhalang faktor cuaca.
Ke depan, inovasi dalam sistem rukyatul hilal ini diharapkan dapat semakin meningkatkan keandalan metode hisab dan rukyat dalam menentukan awal bulan hijriah. (*)