Sulawesi Selatan

OJK Sebut Kinerja Sektor Jasa Keuangan Sulsel Tetap Stabil, Tumbuh di Tengah Tantangan Ekonomi

Tim Redaksi
20
×

OJK Sebut Kinerja Sektor Jasa Keuangan Sulsel Tetap Stabil, Tumbuh di Tengah Tantangan Ekonomi

Sebarkan artikel ini
OJK Sebut Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Sulsel Tetap Stabil dan Bertumbuh
OJK Sebut Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Sulsel Tetap Stabil dan Bertumbuh

MAKASSAR – Stabilitas sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan terus terjaga dengan pertumbuhan yang positif di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan menyimpulkan bahwa kinerja sektor ini tetap kokoh, berkat sinergi kuat antara regulator, pemerintah daerah, dan industri keuangan.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menegaskan bahwa keberlanjutan sektor keuangan tidak terlepas dari sistem pengawasan yang ketat.

“Tentunya hal itu berdasarkan data yang akurat, di mana OJK bertugas mengawasi lalu lintas keuangan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa indikator pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan secara kasat mata menunjukkan stabilitas yang tetap terjaga.

Aktivitas ekonomi yang berjalan lancar, terutama di sektor keuangan, semakin memperkuat optimisme terhadap keberlanjutan pertumbuhan ekonomi daerah.

Kinerja Perbankan Terus Menguat

Sektor perbankan di Sulawesi Selatan mencatat pertumbuhan positif. Pada Januari 2025, total aset perbankan tumbuh 5,59 persen secara tahunan (yoy) dengan total mencapai Rp200,37 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan 6,21 persen (yoy) menjadi Rp134,73 triliun, didominasi oleh tabungan yang menyumbang 59,76 persen dari total DPK.

Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh 4,61 persen (yoy) menjadi Rp163,91 triliun. Mayoritas kredit yang disalurkan masih berorientasi pada sektor produktif, dengan proporsi 53,98 persen. Namun, pertumbuhan kredit konsumtif justru menjadi pendorong utama, meningkat sebesar 9,73 persen.

Baca:  Hari Pertama Bertugas, Gubernur Andi Sudirman Pimpin Apel Perdana di Pemprov Sulsel

Dari sisi sektor ekonomi, kredit terbesar disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi 23,18 persen. Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sulawesi Selatan tercatat 123,92 persen, menunjukkan intermediasi yang tinggi, sementara rasio kredit bermasalah berada di angka 2,83 persen.

Perbankan syariah di Sulsel juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Pada Januari 2025, aset perbankan syariah meningkat 20,62 persen (yoy) menjadi Rp16,80 triliun, dengan DPK yang tumbuh 17,74 persen menjadi Rp11,88 triliun dan pembiayaan yang naik 20,05 persen menjadi Rp14,32 triliun.

Tingkat intermediasi perbankan syariah berada di level 120,50 persen dengan Non-Performing Financing (NPF) sebesar 2,20 persen, menandakan kondisi keuangan yang tetap terkendali.

UMKM Mendapat Dukungan Perbankan

Di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kredit yang disalurkan mengalami kenaikan 1,95 persen (yoy) menjadi Rp61,13 triliun, dengan pangsa pasar mencapai 38,04 persen dari total kredit bank umum di Sulawesi Selatan.

Kredit usaha mikro mendominasi dengan nilai Rp34,04 triliun atau 55,69 persen dari total kredit UMKM. Hingga saat ini, sebanyak 908.626 debitur telah mendapatkan akses pembiayaan dari sektor perbankan.

Investasi Pasar Modal Semakin Meningkat

Partisipasi masyarakat dalam investasi pasar modal juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Hingga Desember 2024, jumlah investor pasar modal di Sulawesi Selatan mencapai 400.517 Single Investor Identification (SID), meningkat 25,68 persen (yoy).

Baca:  Sekda Sulsel Apresiasi Peran Bank Indonesia dalam Pengendalian Inflasi

Investor reksa dana mendominasi dengan jumlah 382.599 SID atau tumbuh 26,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Nilai transaksi saham di Sulsel hingga Desember 2024 mencapai Rp22,64 triliun, meningkat 20,19 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Asuransi dan Lembaga Keuangan Lainnya Berkontribusi

Di sektor perasuransian, penjaminan, dan dana pensiun (PPDP), total penjaminan perusahaan penjaminan meningkat 4,43 persen menjadi Rp738 miliar, sementara aset dana pensiun naik 3,77 persen menjadi Rp1,60 triliun per Desember 2024.

Untuk asuransi umum, total premi yang dibayarkan mengalami pertumbuhan 8,83 persen, sedangkan klaim asuransi menurun 8,82 persen. Namun, asuransi jiwa menghadapi tantangan dengan penurunan premi sebesar 11,03 persen dan peningkatan klaim sebesar 11,94 persen.

Di sektor pembiayaan dan fintech, piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 7,12 persen menjadi Rp18,98 triliun. Perusahaan pergadaian mencatat pertumbuhan pinjaman 27,22 persen mencapai Rp7,57 triliun, sementara outstanding pinjaman pada fintech peer-to-peer lending melonjak 50,59 persen menjadi Rp1,78 triliun dengan tingkat wanprestasi tetap terkendali di 1,59 persen.

Namun, tantangan masih dihadapi sektor modal ventura yang mengalami kontraksi 14,33 persen dalam pembiayaannya.

Edukasi Keuangan Ditingkatkan

OJK Sulawesi Selatan terus menggiatkan edukasi dan perlindungan konsumen dalam rangka meningkatkan literasi keuangan.

Baca:  Fatmawati Rusdi Salurkan Bantuan Sembako untuk Pekerja TPA Tamangapa di Bulan Ramadan

Hingga 28 Februari 2025, sebanyak 17 kegiatan edukasi telah dilaksanakan dengan melibatkan 218.375 peserta dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, dan pelaku UMKM.

Selama bulan Ramadan, OJK juga menggelar program “Gerak Syariah” bekerja sama dengan pemerintah, universitas, dan pemangku kepentingan lainnya. Hingga Maret 2025, program ini telah mencatatkan 10 kegiatan yang melibatkan 97.610 peserta.

Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Sulsel merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional.

“Stabilitas ini didukung oleh kinerja intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terkendali. Hal ini sejalan dengan stabilitas sektor jasa keuangan secara nasional yang tetap terjaga, di tengah tantangan perekonomian global dan domestik berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 26 Februari 2025,” jelasnya.

Muchlasin sendiri baru saja dikukuhkan sebagai Kepala OJK Sulselbar, menggantikan Darwisman. Pelantikannya berlangsung di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel pada 17 Maret 2025 dan dihadiri oleh Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman.

Dengan berbagai indikator positif ini, Sulawesi Selatan terus menunjukkan ketahanan sektor jasa keuangan yang stabil dan bertumbuh.

Ke depan, tantangan tetap ada, tetapi dengan sinergi antara regulator, pemerintah, dan industri keuangan, diharapkan pertumbuhan sektor ini tetap berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. (*)