MAKASSAR – Sekretaris Majelis Daerah Forum Alumni HMI-Wati (Forhati) Kota Makassar, Dewi Hastuty Sjarief, SKM., M.Hum, hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Basic Training (Bastra) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat YPUP Makassar, yang digelar di Rusunawa Universitas Negeri Makassar (UNM), Jl. Monumen Emmy Saelan, Rappocini Makassar, Rabu (15/5/2024).
Dalam pemaparannya, Dewi mengangkat tema Gender dan Peran Kelembagaan Kohati dan Forhati. Ia tidak hanya membahas terminologi gender secara konseptual, tetapi juga menggali lebih dalam mengenai platform gerakan Kohati sebagai lembaga khusus perempuan dalam tubuh HMI.
“Isu-isu utama yang menjadi landasan gerak Kohati maupun Forhati mencakup keislaman, kesejahteraan, pemberdayaan, egalitarianisme, serta demokrasi. Namun, semua itu harus dibingkai dalam etika dan moralitas gerakan yang berakar pada nilai-nilai Islam,” ujar Dewi dalam pemaparannya.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memahami landasan operasional internal Kohati-Forhati yang dikenal dengan prinsip 4T, yakni Ta’aruf (saling mengenal), Tafahum (saling memahami), Ta’awun (saling menolong), dan Takaful (saling menjamin secara berkelanjutan).
Prinsip-prinsip ini, menurut Dewi, menjadi fondasi dalam membangun solidaritas dan keberlanjutan gerakan perempuan di lingkungan HMI.
Mengangkat visi “Muslimah Insan Cita”, Dewi juga mengingatkan para peserta Bastra akan pentingnya membentuk karakter perempuan muslim yang tidak hanya berprestasi secara pribadi, tetapi juga mampu memainkan peran strategis dalam lingkup keluarga dan masyarakat.
“Kader Kohati harus berproses menjadi sebaik-baiknya putri bagi orang tuanya, kelak menjadi sebaik-baiknya istri bagi suaminya, ibu bagi anak-anaknya, sekaligus menjadi perempuan yang bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat,” pungkas Dewi.
Kegiatan Bastra ini menjadi bagian penting dari proses kaderisasi HMI, yang tidak hanya mengasah intelektualitas, tetapi juga memperkuat kesadaran gender dan peran sosial kader, khususnya perempuan. (*)